Jumat, 17 Februari 2023

DIKSIMU MELELEHKAN SANUBARI

 


Judul                         : Diksimu Melelehkan Sanubari

Pertemuan ke-18

Tanggal                     : 17 Februari 2023

Tema                         : Diksi dan Seni Bahasa

Narasumber              : Maesaroh, M.Pd.

Moderator                : Widya Setianingsih


Bismillahirrohmaanirrohiim

Segala puji bagi Allah SWT dengan ucapan "Laailahaillallah" atas segala nikmatnya dan sholawat serta salam kepada kekasih-Nya dengan ucapan "Allahummasolli'alaasayyidinaa Muhammad" semoga kelak kita mendapatkan safaatnya di yaumul akhir. 

Penyusunan resume pada pertemuan ke 18 kali ini agak terlambat saya lakukan, karena pada malam pertemuannya saya sedang mengisi materi wawasn kebangsaan pada kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan OSIS di sekolah. Tetapi keterlambatan ini sama sekali tidak menyurutkan semangat saya untuk menyelesaikan resume. Semoga apa yang saya ulas dapat dinikmati oleh semua pembaca. 

Tema yang diusung pada pertemuan kali ini adalah "Diksi dan Seni Bahasa". Apa dan bagaimana sebenarnya isi tema ini, marilah kita simak bersama pemaparan materi dari ibu Maesaroh, M.Pd yang didampingi oleh ibu Widya Stianingsih selaku moderator.

Sebelum mengulas lebih lanjut tentang materi, mari sejenak kita intip profil singkat dari ibu Maesaroh yang memiliki nama pena Maydearly. Indah sekali namanya ya..

Ibu Maesaroh adalah seorang guru di SMPN 1 Lebakgendong, Kabupaten Lebak, Banten. Pendidikan S-1 di STKIP Setiabudhi Rangkasbitung FKIP program studi Pendidikan Bahasa Inggris, lulus dengan memperoleh gelar sarjana pada tahun 2013 dan menempuh gelar magister pada tahun 2020. Beliau memiliki banyak pengalaman sebagai narasumber, penulis, kurator, editor, blogger, dan motivator. Karya -karya yang pernah dihasilkannya yaitu :
  1. 10 buku antologi
  2. 2 buku kurator Jejak Pena Pengembara Aksara dan Kisah Para Pendaki Mimpi
  3. Buku Duo Literasi Digital untuk abad 21 bersama Prof. Eko Indrajit
  4. Buku Solo Trik Jitu Menjadi Penulis Milenial
  5. Buku Solo Episode 1 Januari 2020 dalam Kenangan
  6. Buku Solo Catatan Inspiratif
Sebelum narasumber memasuki ruang kuliah maya, terlebih dahulu mbak widya selaku moderator membuka acara dengan menampilkan salah satu karya dari ibu Maesaroh.

Senja Mengukir Cinta
Oleh: Maydearly

Deru angin dalam semilir
Mengukir ruang resah
Tentang senja paling gulita
Yang membawa rasa untuk dia.

 
Untuk rembulan dalam temaram
Ku titipkan singasana cinta
Berceloteh tentang rindu
Yang bersembunyi dalam diam.

 
Sunyi bertahta dalam gelap
Hampa riak suara, kelabu
Hanya menandu rindu
Dari cinta yang berselimut dingin.


Rasa cinta yang tetap terjaga
Bak bersanding dengan alam
Menjadi singgasana keabadian
Membumi dengan lubuk paling dalam.

 
Untuk dia, ku jaga rasa
Memeluk rindu seabad
Ku sampaikan dalam maya
Agar terukir cerita paling menawan.



Melihat pose mereka yang begitu mesra membuat hati menjerit ingin menyusup diantara mereka😀 semoga persahabatan mereka abadi💝💝

Saya tergelitik untuk menuliskan kata-kata motivasi dari Omjay sebelum acara pertemuan ke 18 ini dimulai. Tidak akan mengurangi makna dari amteri ini jika kita mengulasnya sedikit. Omjay menuliskan : Teman-teman peserta KBMN 28, tak terasa kita sudah memasuki pertemuan ke-18. Masih ada 12 pertemuan lagi yang akan kita lewati bersama. Tetap semangat dan jaga kesehatan sebab menulis itu menyehatkan bahkan menyembuhkan bagi mereka yang sedang sakit. Malam hari ini kita akan ditemani ibu-ibu Cantik yang baik hati. Mereka adalah dua bidadari dari surga yang sengaja dikirimkan ke dunia untuk mengajak kita belajar bersama. Mereka adalah guru berprestasi dari lebak Banten dan Malang Jawa Timur. Ibu Maydearly akan berbagi ilmu dan pengalamannya menulis diksi dan seni bahasa. Beliau akan ditemani ibu Widya sebagai moderatornya. Mereka adalah guru-guru tangguh berhati cahaya yang ikut terlibat dalam tim Solid Omjay (TSO). Satu per satu terjatuh dan keluar dari WA Group KBMN PGRI ini. Wa Group yang awalnya penuh sebanyak 1025 orang, kini telah menyusut pelan-pelan menjadi 924 orang. Dari semuanya itu mungkin hanya sedikit yang mencapai garis Finish. Ibarat lari marathon, mereka sudah kehabisan nafas sebelum pintu kemenangan dibuka. Belajar secara online memang dibutuhkan kesabaran sekaligus keikhlasan. Siapa yang sabar pasti akan pintar. Siapa yang ikhlas pasti tuntas. Belajar menulis harus dimulai dari diri sendiri. Menjaga konsistensi dalam menulis bukanlah perkara mudah. Menulis dalam kesibukan bukanlah perkara yang mudah dilakukan. Namun, berikanlah tugas itu kepada orang yang sibuk. Sebab orang yang sibuk itu pandai mengelola waktu dengan baik. Mereka sukses dalam hidupnya. Omjay ucapkan selamat belajar bersama. Jangan biarkan blog pribadi kita penuh dengan sarang laba-laba. Jadikan blog sebagai media online untuk kita belajar menulis.

Selanjutnya mari kita fokus pada ulasan materi dari narasumber. SOO LETS DO IT !!

Maydearly mengawali kuliah mayanya dengan mengulas untaian kata indah tentang sahabat Beliau menuliskan " Sahabat adalah kata sederhana yang acap kali merapal makna dalam jiwa. Pada sahabat kerap kita terbangkan kepingan kisah yang tersusun rapi. Sahabat adalah ia yang paling mengerti hati kita dalam lara nan pekat, meski kerap kita tancapkan luka, sang sahabat akan membalas dengan seribu pelukan.Terkadang dalam hidup ada robekan paling tidak sopan yang menenggelamkan kita dalam tangisan, namun seorang sahabat membawa kita tertatih berjalan dan mengambil sisa tawa untuk masa depan. Menguatkan lewat doa dan menggenggam dengan Bismillah". Sungguh ungkapan yang membuat meleleh💕💕




Diksi – akar katanya dari bahasa Latin: dictionem. Kemudian diserap ke dalam bahasa Inggris menjadi diction Kata kerja ini berarti: pilihan kata. Maksudnya, pilihan kata untuk menuliskan sesuatu secara ekspresif. Sehingga tulisan tersebut memiliki ruh dan karakter kuat, mampu menggetarkan atau mempermainkan pembacanya.

Dalam sejarah bahasa, Aristoteles – filsuf dan ilmuwan Yunani inilah yang memperkenalkan diksi sebagai sarana menulis indah dan berbobot. Gagasannya itu ia sebut diksi puitis yang ia tulis dalam Poetics– salah satu karyanya. Seseorang akan mampu menulis indah, khususnya puisi, harus memiliki kekayaan yang melimpah: diksi puitis. Gagasan Aristoteles dikembangkan fungsinya, bahwa diksi tidak hanya diperlukan bagi penyair menulis puisi, tapi juga bagi para sastrawan yang menulis prosa dengan berbagai genre-nya.


William Shakespeare dikenal sebagai sastrawan yang sangat piawai dalam menyajikan diksi melalui naskah drama. Ia menjadi mahaguru bagi siapa saja yang berminat menuliskan romantisme dipadu tragedi. Diksi Shakespeare relevan untuk menulis karya yang bersifat realita maupun metafora. Gaya penyajiannya sangat komunikatif, tak lekang digilas zaman.

Mengapa Diksi begitu penting dalam kajian sebuah bahasa?

Sebab banyak keindahan  atas sebuah kata yang tak tereja oleh bibir. Diksi bak pijar bintang di angkasa yang menunjukan dirinya dengan kilauan, mempesona dan tak membosankan.

Lantas, apakah begitu sulit kita dalam berdiksi?



Terkadang banyak penulis yang merasa takut dalam memulai sebuah tulisan, terkadang lidah kita merasa kelu untuk menulis sesuatu yang menakjubkan. Ada keraguan yang dibungkam sebelum diterjemahkan dalam bahasa. Apakah mungkin saya bisa menulis sebuah bahasa yang indah? Saya merasa takut tulisan saya terdengar garing ketika dibaca. ketakutan-ketakutan seperti inilah yang membuat kita mengalami blockwriting. Menulislah dari apa yang kita lihat, apa yang kita rasakan dan apa yang kita dengarkan.Libatkan 5 macam panca indera kita.

💝1. Sense of Touch adalah menulis dengan melibatkan indera peraba. indra peraba dapat digunakan untuk memperinci dengan apik tekstur permukaan benda, atau apapun. Penggunaan indra peraba ini sangat cocok untuk menggambarkan detail suatu permukaan, gesekan, tentang apa yg kita rasakan pada kulit. Aplikasi indra peraba ini juga sangat tepat digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang tidak terlihat, seperti angin misalnya. Atau, cocok juga diterapkan untuk sesuatu yang kita rasakan dengan menyentuhnya, atau tidak dengan menyentuhnya.

 Contoh:

Pada pori-pori angin yang dingin, aku pernah mengeja rindu yang datang tanpa permisi

💝2. Sense of Smell adalah menulis dengan melibatkan indra penciuman hal ini akan membuat tulisan kita lebih beraroma. Tehnik ini akan lebih dahsyat jika dipadukan dengan indra penglihatan.
 
Contoh:
Di kepalaku wajahmu masih menjadi prasasti, dan aroma badanmu selalu ku gantungkan dilangit harapan

💝3. Sense of Taste adalah menulis dengan melibatkan indra perasa. Merasakan setiap energi yang ada di sekitar kita. Penggunaan indra perasa sangat ampuh untuk menggambarkan rasa suatu makanan, atau sesuatu yg tercecap di lidah.

Contoh:
Ku kecup rasa pekat secangkir kopi di tangan kananku, sembari ku genggam Hp tangan  kiriku. Telah terkubur dengan bijaksana, dirimu beserta centang biru, diriku bersama centang satu.

💝4. Sense of Sight adalah menulis dengan melibatkan indra penglihatan memiliki Prinsip “show, don’t tell". Selalu ingat, dalam menulis, cobalah menunjukkan kepada pembaca (dan tidak sekadar menceritakan semata). Buatlah pembaca seolah-olah bisa “melihat” apa yang tengah kita ceritakan. Buat mereka seolah bisa menonton dan membayangkannya.  Prinsip utama dan manjur dalam hal ini adalah DETAIL. Tulislah apa warnanya, bagaimana bentuknya, ukurannya, umurnya, kondisinya.

Contoh
Derit daun pintu mencekik udara ditengah keheningan, membuatku tersadar jika kamu hanya sebagai lamunan

💝5. Sense of hearing adalah menulis dengan melibatkan energi yang kita dengar. Begitu banyak suara di sekitar kita. Belajarlah untuk menangkapnya. Bagaimana? Dengarlah, lalu tuliskan. Mungkin, inilah sebab mengapa banyak penulis sukses yang kadang menanti hening untuk menulis. Bisa jadi mereka ingin menyimak suara-suara. Sebuah tulisan yang ditulis dengan indra pendengaran akan terasa lebih berbunyi, lebih bersuara. Selain itu, penulis juga bisa berkreasi dengan membuat hal-hal yang biasanya tak terdengar menjadi terdengar. 

Contoh
Derum kejahatan yang mendekat terasa begitu kencang. Udara hening, tetapi terasa berat oleh jerit keputusasaan yang dikumandangkan bebatuan, sebuah keputusan yang menghakimiku untuk tak lagi merinduimu

Acap kali dalam menulis kita hanya melibatkan otak kita sebagai muara untuk berpikir tanpa kita dengar, tanpa kita rasa, tanpa kita raba, jika terkadang sesuatu di pelupuk mata bisa menjadi rongga untuk mencumbu tulisan kita. Mengapa kita selalu melihat kursi yang kita duduki dengan pandangan yang begitu sederhana? Sesekali buatlah ia mempesona dan anggun. Di atas kursi ini, aku pernah memeluk ratapan bagaimana menungguimu dengan sebuah doa takdim. Demikian pungkas ibu Maesaroh dalam pemaparan materinya.

Untuk mengetahui pemahaman tentang materi malam ini, narasumber menantang peserta untuk membuat diksi berdasrkan apa yang dilihat dan dirasakannya saat ini. Tanpa menunggu lama tulisan-tulisan diksi yang indah segera meluncur di beranda grup wa. Beberapa diantaranya :

💦 Milma Yasmi
Sahabat

Sahabat dalam suka, namun kadang merobek jiwa. Tetap saja sahabat yang menanti dekapan erat saat tinta dunia menggores tak terperikan. Sahabat relung hati terhampar luas saat aku membutuhkan pundaknya. Tetaplah bercahaya dalam kegelapan. Wajahmu terkadang siap menerkam, tapi sayangmu menghujam tajam. 

Belajar diksi akan kulumat sampai habis...
Happy weekend tak terlupakan. 🏂

💦 SH
Tampak wajah-wajah lugu tanpa dosa di lorong asrama dengan lampu redup redam membawa kitab kuning di pergelangan tangan.

💦 Syafrina
Malam ini ku tercenung
Membaca kalimat demi kalimat yang mendayu menyejukkan hati. 
Seakan tak kuasa beranjak dari layar kasih penuh makna
Terimakasih sahabatku yang telah memberi ilmu di malam syahdu ini

💦 Rismalasari
Memanah Bintang
Karya Rismalasari

Nun jauh di angkasa
Kelipmu goda hasrat diri
Tuk meraih mimpi
Bergumul dalam awan pengharapan
Bertaruh waktu perjalanan

Nun jauh gemintang malam
Cahaya mu semu hadirkan ragu
Tuk capai harapan
Berbagai rancangan dibiaskan
Berbagi waktu terlenakan

Hadirmu laksana memanah bintang
Jika telah lewat masa
Harapan pun kan hilang
Berganti pagi menjelang

💦 Rustia Wardina
Ketika senja memeluk malam dengan dekapan yang tak ingin terlepas. Ada naluri ingin berbagi kasih yang tak mungkin tertunda lagi.


Narasumber menutup materi dengan closing statment :
Setelah mencoba, kita akan yakin, setelah yakin Pasti Bisa

Did you know a true writes is someone that never feeling down. Seberapa sulit hal yang kita hadapi she's never give up. Ia sama sekali tak putus asa, selalu berusaha mencoba dan terus mencoba. 

Seberapa sulit ia menata perasaan nya, she's always create a good idea ia selalu menumbuhkan ide2 baru😍😍

Demikian resume yang dapat saya ulas dari pertemuan ke 18 kali ini. Semoga ulasan saya dapat berkenan dan bermanfaat bagi semua pembaca. Harapan lulus dan menelurkan buku solo dapat terwujud. Aamiin.









# SALAM LITERASI
# MENULIS TANPA BATAS

9 komentar:

MENULIS LAGI YUUK!! EDISI GABUT😃

  Tiba - tiba teringat beliau🫠🫠 how are you sir?? I hope you fine and succesfull in your carrier🥰🥰