Senin, 06 Februari 2023

MAKNA RAHASIA DIBALIK PANTUN

 


Judul                                 : Makna Rahasia  Dibalik Pantun

Pertemuan ke-13

Gelombang                       : 28

Tema                                 : Kaidah Pantun

Narasumber                      : Miftahul Hadi, S.Pd.

Moderator                         : Dail Ma'ruf, M.Pd.


Bismillahirrohmaanirrohiim

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan kesempatan sehingga kita dapat bersua kembali pada kegiatan KBMN 28 pertemuan ke-13 malam ini.

Pada pertemuan malam ini tema yang diangkat adalah "Kaidah Pantun". Yang bertindak sebagai moderator yaitu Bapak Dail Ma'ruf atau akrab disapa Pak Damar dan Narasumbernya yaitu Bapak miftahul hadi atau kita sapa saja dengan panggilan Pak Hadi.

Melihat tema yang diusung malam ini, saya merasa bahagia😊 mengapa? karena teringat semangatnya membuat pantun saat Sekolah Dasar dulu yang jejaknya masih tersimpan rapi diotak dan hati saya. Pantun yang saya buat dulu saat SD bunyinya begini :

Ukir- ukir tanah Betawi

Jangan ukir tanah semarang

Pikir- pikir diri sendiri

Jangan pikir dirinya orang😉

Masih amatir sekali bukaaan??😆 maklum kerjaan bocah😅

Baiklah mari kita mulai mengulas materi yang dipaparkan oleh narasumber malam ini. Soo...lets do it! Tapi sebelum lebih lanjut, mari kita intip sejenak profil dari Pak hadi.




Diawal acara, Pak Damar dan Pak Hadi saling berbalas pantun yang membuat kelas malam ini terasa meriah👏👏

Bunga sekuntum tumbuh di taman,
Daun salam elok mahkota,
Assalamualaikum saya ucapkan,
Sebagai salam pembuka kata

Menanam padi di musim hujan
Padi ditanam berharap panen
Mari belajar beang mas hadi kawan
Semoga semuanya berkenan

Kalau tuan ke pulau Mempar,
Batu terbelah di gunung Daik,
Kalau tuan bertanya kabar,
Alhamdulillah kabar baik

Banjir kanal jembatan patah,
Rimbun semak di pinggir kali,
Salam kenal saya mas Miftah,
Dari Demak berjuluk kota wali.

Kalau Puan pergi ke Pasar 
Jangan lupa membeli payung
Kalau tuan ingin hatinya Bugar
Jangan lupa membuat pantun

kita lanjutkan ke materi yuuuuk!!




Pantun Tradisi Asli Indonesia. Indonesia memiliki kekayaan seni verbal yang sangat beraneka ragam, salah satunya adalah pantun.

💙 Di Tapanuli, pantun dikenal dengan istilah ende-ende (Suseno, 2006). 

Contohnya :

Molo mandurung ho dipabu,

Tampul si mardulang-dulang,

Molo malungun ho diahu,

Tatap siru mondang bulan

Artinya :

Jika tuan mencari paku,

Petiklah daun sidulang-dulang,

Jika tuan rindukan daku,

Pandanglah sang bulan purnama.

💙Di Sunda, pantun dikenal dengan istilah paparikan (Suseno, 2006)

Contoh :

Sing getol nginum jajamu,

Ambeh jadi kuat urat,

Sing getol maengan ilmu,

Gunana Dunya akhirat

Artinya :

Rajinlah minum jamu,

Agar kuatlah urat,

Rajinlah tuntut ilmu,

Bagi dunia akhirat

💙Di Jawa, pantun dikenal dengan istilah parikan (Suseno, 2006)

Contoh :

Kabeh-kabeh Gelung konde,

Kang Endi kang Gelung Jawa,

Kabeh-kabeh ana kang duwe,

Kang Endi kang durung ana.

Artinya :

Semua bergelung konde,

Manakah si Gelung Jawa,

Semua sudah ada yang punya,

Siapakah yang belum punya.


Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda  pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020). Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatra Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler.

❤ Dari berbagai macam pantun dari tiap daerah, berikut terdapat definisi pantun.

💦Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019)

💦Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret”. Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun”, oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019)

Kegunaan pantun itu ternyata banyak sekali. Selain untuk komunikasi sehari-hari pada zaman dahulu. Pantun bisa juga digunakan untuk mengawali sambutan pidato. Bisa juga untuk lirik lagu, perkenalan, ataupun dakwah bisa juga disisipi pantun. selain itu Pantun juga melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar.

Ciri-ciri pantun :

  1. Satu bait terdiri atas empat baris
  2. Satu baris terdiri atas 4 sampai 5 kata
  3. Satu baris terdiri atas 8 sampai 12 suku kata
  4. Bersajak a-b-a-b
  5. Baris 1 dan 2 disebut sampiran atau pembayang
  6. Baris 3 dan 4 disebut isi atau maksud

Cara mudah menulis pantun
  • Memahami kaidah atau ciri pantun
  • Menguasai perbendaharaan kata
  • Menulis isi pantun
  • Menulis sampiran pantun


❤ Lalu, apa bedanya pantun, syair, gurindam dengan karmina??
💩 Ciri-ciri pantun sudah dijelaskan diatas
💩Syair, hampir sama seperti pantun. Terdiri atas empat baris. Memiliki sajak a-a-a-a. Baris satu sampai empat memiliki hubungan/saling berkaitan.
Contoh :

Inilah kisah bermula kawan
Tentang negeri elok rupawan
Menjadi rebutan haparan jajahan
Hidup mati pahlawan memperjuangkan

Engkau telah mafhum kawan
Penggenggam bambu runcing ditangan
Pemeluk tetes darah penghabisan
Syahdan, Tuhan karuniai kemerdekaan

💩gurindam hanya terdiri atas dua baris. Memiliki sajak a-a. Baris pertama dan kedua saling berhubungan. gurindam singkat padat --bermakna.
Contoh  :
Jika rajin salat sedekah,
Allah akan tambahkan berkah.

💩 Karmina atau pantun kilat, terdiri atas dua baris. Baris pertama dan kedua tidak ada hubungannya.
contoh :
Sudah gaharu Cendana pula,
Sudah tahu bertanya pula.

Persajakan dan Rima dalam pantun

1. Rima akhir

Pohon nangka dililit benalu

Benalu runtuhkan batu bata

 Mari kita waspada selalu

 Virus corona disekitar kita

2. Rima tengah dan akhir

Susun sejajar bungalah bakung

Terbang menepi si burung elang

Merdeka belajar marilah dukung

Wujud mimpi Indonesia cemerlang 

3. Rima awal, tengah, dan akhir

Jangan dipetik si daun sirih

Jika tidak dengan gagangnya

Jangan diusik orang brkasih

Jika tidak dengan sayangnya 

4.  Rima lengkap

Bagai patah tak tumbuh lagi

Rebah sudah selasih di taman

Bagai sudah tak suluh lagi

Patah sudah kasih idaman 

 


Menjelang akhir dari sesi pemaparan materi, pak Hadi memberikan tantangan membuat pantun dengan tema gambar dibawah ini.

"MARKICOB"💃💃 MARI KITA COBAAAA💥💢💪😍

Tupai berlari tak terkejar

Pandai menari harus berbakat 

Mari sukseskan merdeka belajar 

Cetak generasi hebat berkarakter kuat 

 

Sampailah kita diakhir pemaparan materi oleh narasumber. Sebagai kalimat penutup pak Hadi menuliskan beberapa bait pantun.

 Biji selasih jangan dimakan

Batang tebu akar seruntun

Terimakasih kami ucapkan

Bapak ibu kelas menulis pantun


Pergi berkelah menjaja katun

Saudagar arab ditengah pekan

Segala madah telah disusun

Salah silap mohon dimaafkan


Demikian resume yang dapat saya ulas dari materi malam ini. Semoga bermanfaat bagi semua pembaca. Harapan lulus dan menelurkan buku solo selalu jadi doa utama. Terimakasih.




# SALAM LITERASI

# MENULIS TANPA BATAS

 

 

 

 

 

 

 

 

6 komentar:

  1. Semangat

    https://yamin19710813.blogspot.com/2023/02/kaidah-pantun-pertemuan-ke-13.html

    BalasHapus
  2. Resume materi 13 yang Bagus, lengkap dan informatif --- kren luar biasa. pertahankan dan semangat

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih motivasinya pak Damar😇 support system banget ini🥰

      Hapus

Aksi Nyata Modul 1.4_Budaya Positif_CGP Angkatan 11

  Alhamdulillah akhirnya aksi nyata modul 1.4 dengan tema Budaya Positif  dapat terselesaikan dengan baik. Aksi nyata ini merupakan implemen...